Chat dengan kami disini
Setiap orang pasti pernah punya uang “nganggur”. Entah itu sisa pendapatan yang belum terpakai, bonus tahunan yang masih bingung mau dipakai untuk apa, atau tabungan darurat yang sudah aman tapi belum ingin dipindahkan ke instrumen investasi jangka panjang.
Nah, uang seperti inilah yang sering disebut uang dingin atau singkatnya dana yang tidak akan digunakan dalam waktu dekat, tapi tetap ingin disimpan dengan aman dan tetap tumbuh nilainya.
Apa bedanya uang dingin dengan uang panas?
Pada dasarnya, uang dingin adalah dana yang tidak dipakai dan tidak dialokasikan untuk mencukupi kebutuhan primer dan sekunder atau sering disebut keperluan harian.
Sedangkan di sisi lain, uang panas merupakan biaya pokok. Artinya, uang ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik yang bersifat pokok maupun tambahan seperti belanja konsumsi, membayar tagihan rumah tangga, atau cicilan pinjaman bank.
Kenapa uang dingin perlu dikelola?
Membiarkan uang dingin mengendap terlalu lama di tabungan biasa mungkin terasa aman, tapi sayangnya nilainya bisa tergerus inflasi. Itulah kenapa penting untuk menempatkannya di tempat yang tidak hanya aman, tapi juga memberikan imbal hasil yang lebih baik dengan risiko rendah.
Deposito menjadi salah satu pilihan yang tepat untuk menyimpan uang dingin karena dapat memberikan keuntungan dibandingkan tabungan biasa. Deposito umumnya menawarkan suku bunga yang lebih tinggi dan dijamin oleh LPS, menjadikannya pilihan yang tepat jika Anda belum siap masuk ke dunia investasi yang fluktuatif, tetapi ingin uang Anda tetap tumbuh.
Salah satu produk keuangan yang bisa menjadi pilihan untuk menyimpan uang dingin adalah DepositoGo dari BPR Lestari, karena:
Berlaku 1 - 30 Juni 2025. Jadi yakin kalau uang dingin bisa bekerja pelan-pelan, selama Anda meletakkannya di tempat yang tepat seperti DepositoGo. Kunjungi https://bprlestari.com/deposito/deposito-go atau Tanya Lestari di 081999684000 untuk info selengkapnya.
Kebutuhan rumah tangga memang beragam sekali jenisnya. Seringkali ada kebutuhan dengan nominal besar tidak bisa dibeli secara cash seperti renovasi rumah, membeli mobil, atau bahkan membeli rumah.... Selengkapnya
Dilansir dari kumparan.com, biaya pendidikan di Indonesia tercatat selalu mengalami peningkatan hingga 15% setiap tahunnya. Bayangkan, jika tahun ini biaya SPP seorang anak di bangku SMA adalah... Selengkapnya
Pemulihan pariwisata Bali pasca pandemi mulai menemukan titik terang. Data di Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa per Desember 2022, angka wisatawan mancanegara yang datang ke Bali tercatat... Selengkapnya