Chat dengan kami disini
Rapat Umum Pemegang Saham PT. BPR Sri Artha Lestari menyetujui peningkatan cadangan umum perseroan dari Rp. 30 Milyar menjadi Rp. 55,7 Milyar. Hal ini disepakati dalam RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada Sabtu kemarin (27/01), bertempat di The Mulia Hotel Bali.
“Peningkatan cadangan umum ini dalam rangka memperkuat permodalan dan juga komitmen kami untuk comply kepada otoritas mengenai cadangan umum yaitu minimal 20% dari modal disetor”, kata Alex P Chandra, Komisaris Utama BPR Lestari.
Dalam rapat tersebut, Pribadi Budiono, Direktur Utama BPR Lestari, juga melaporkan perkembangan kinerja usaha di tahun 2017. “Tahun 2017 merupakan tahun yang cukup berat bagi kami. Namun, kami bersyukur dapat melewatinya dengan pencapaian asset sebesar Rp. 4,5 triliun”, kata Pribadi.
BPR Lestari berhasil membukukan kinerja usaha yang memuaskan sepanjang tahun 2017 lalu. Hal ini terlihat dari beberapa indikator keuangan yang tetap tumbuh secara positif, seperti asset yang berhasil tumbuh sebesar Rp. 406 Miliar dari tahun lalu menjadi Rp. 4,551 Triliun. Pertumbuhan asset ini masih didorong oleh kinerja penghimpunan dana pihak ketiga yang berhasil dibukukan sebesar Rp. 3,499 Triliun atau naik sebesar Rp. 267 Miliar dari tahun sebelumnya.
Disamping asset, kinerja laba pun mencatatkan hasil yang memuaskan sebesar Rp. 183,5 Milyar, naik sebesar Rp. 11,5 Milyar (6,6%) dari tahun lalu yang sebesar Rp. 172 Milyar. “Ini merupakan komitmen kami untuk dapat memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham” tambah Pribadi.
Selain Ia juga menjelaskan bahwa salah satu fokus kerjanya di tahun 2017 kemarin adalah memperbaiki kualitas kredit. Hasilnya, kualitas kredit (NPL) berhasil ditahan di angka 1,9% dan masih berada dalam level yang sehat. Sedangkan kredit sebagai pendorong utama laba tumbuh sebesar Rp. 223 Miliar dari tahun sebelumnya menjadi Rp. 2,566 Triliun.
Dengan aset sebesar Rp. 4,5 triliun, secara market share di Bali, BPR Lestari masih menguasai 32,54% dari keseluruhan asset BPR yang mencapai Rp. 13,862 Triliun. Market share ini pun naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 30,98%. Dan secara nasional, BPR Lestari tetap mempertahankan posisinya sebagai BPR terbesar kedua di Indonesia dari sisi asset.
Selain menyetujui peningkatakan cadangan umum, RUPS juga menyetujui perubahan nama perseroan dari PT. BPR Sri Artha Lestari menjadi PT. BPR Lestari Bali. “Tujuan perubahan nama ini agar sesuai dengan visi, tujuan dan konsep dari pemegang saham utama BPR Lestari, yaitu PT. Lestari Capital”, kata Alex lagi. Disamping itu, ia juga menjelaskan agar seluruh afiliasi BPR Lestari di bawah Lestari Group memiliki nama perseroan dan brand yang sama. “Yang membedakan hanya ada nama daerahnya saja”, tandasnya.
Lestari Group di tahun 2017 juga telah mengakuisisi satu lagi BPR di Jakarta, yaitu BPR Mutiara Jaya Sukses yang nantinya akan berubah nama menjadi BPR Lestari Jakarta. Dengan demikian saat ini Lestari Group telah memiliki 5 afiliasi BPR Lestari di 5 propinsi di Pulau Jawa. “Akusisinya sudah selesai, tinggal menyelesaikan administrasinya saja ke otoritas. Mudah-mudahan tahun ini selesai”, tutup Alex.
On financial pyramid, preparing emergency funds is a basic need that must be fulfilled first. The amount of emergency funds that must be owned is minimum 3x monthly expenses (without dependents).... Read More
Pasangan muda yang baru menikah seringkali mengalami kesulitan dalam hal keuangan. Sangat wajar mengingat keuangan yang dikelola adalah dana bersama-sama sehingga perlu adanya kesepakatan dengan... Read More